23 April 2009

Cara Membuat UltraMP3 Skin dengan UltraMP3 Easy Skinner


download free ultramp3 easy skinnerUltraMP3 merupakan aplikasi pemutar MP3 yang sudah tak asing lagi bagi pengguna symbian. Seperti yang kita ketahui, symbian merupakan OS yang mayoritas digunakan oleh Nokia, seperti nokia 6600, 3230, 7610, N70, N-gage, dan sebagainya. Saya pun lebih senang menggunakan aplikasi ini sebagai pemutar mp3 daripada mp3 player lainnya. Alasan saya diantaranya; aplikasi ini bisa menyesuaikan suara mp3 agar terdengar lebih jernih, dengan taruhan suara mp3nya menjadi lebih kecil. Aplikasi ini juga memudahkan saya untuk me-forward lagu yang sedang on dengan menekan tombol 3, atau me-rewind nya cukup dengan menekan tombol 1. Untuk menuju ke lagu berikutnya juga kita bisa melakukannya secara cepat dengan menekan tombol #. Jadi, walaupun dalam keadaan mengendarai sepeda motor, dengan menggunakan earphone, cukup dengan meraba saku, kita bisa mengontrol lagu yang ingin dan sedang kita putar, tanpa harus melihat HP kita. Inilah salah satu alasan saya menggemari aplikasi ini. Skin aplikasi ini juga bisa kita gonta-ganti. Banyak situs penyedia skin ultra mp3 yang bertaburan di jagad internet. Anda bisa panggil mbah gugel untuk mencarinya. Atau Anda ingin berkreasi sendiri membuat skin ultra mp3? Untuk itulah saya membuat postingan ini.
Untuk membuat skin ultra mp3, kita menggunakan aplikasi UltraMP3 Easy Skinner. Silakan download aplikasinya dengan ngeklik link download di bawah ini: Karena berbentuk zip, maka ekstrak dulu file tersebut, baru kemudian diinstall. Atau kalo gak mau di ekstrak juga bisa. Eksekusi aja file zip tersebut dan kemudian klik Setup. Selanjutnya ya tinggal klik next-next finish aja. Oke, saya ingin memberikan tutorial aplikasi ini di sini. Namun sebelumnya saya kasitau bahwa yang menjadi hp percobaan tutorial ini adalah Nokia 3230.
easy skinner1
Ini adalah tampilan utama aplikasi ultra mp3 easy skinner. Pertama. Sediakanlah gambar berukuran 176 pixel x 208 pixel (untuk layar nokia 3230), atau silakan sesuaikan dengan ukuran layar hp Anda).
contoh tutorial easy skinner
Ini adalah gambar yang saya gunakan untuk percobaan tutorial ini. Silakan download gambar ini jika memang Anda mau menggunakannya sebagai gambar percobaan. Atau, ekspresikan kreatifitas Anda untuk membuat gambar yang indah. Bisa gunakan Gimp, Photoshop, dll. Minimal Anda mempunya Microsoft Office Picture Manager (MOPM). Cara merubah ukurannya melalui MOPM dengan meng-klik Menu Picture-->Resize (Alt+P+S). Ingat! Ukuran gambar harus sesuai dengan ukuran layar hp Anda, misalnya width: 176 pixel dan height: 208 pixel. Setahu saya, banyak hp yang layarnya berukuran 176x208. Diantaranya Nokia 3230, 6600, N-Gage (Classic & QD), N70, 7610, dll. Kedua. Buka aplikasi UltraMP3 Easy Skinner. Saya menemukan shortcutnya di desktop komputerku dengan nama Skinner. Entah mengapa aplikasi ini tak muncul di start menu. Mungkin komputerku yang sedang bermasalah. Kalo memang komputer Anda tidak bermasalah, maka dia akan ada di start-all programs-lonely cat games-ultramp3 easy skinner. Setelah aplikasi itu terbuka, klik load background picture. Silakan cari dan klik gambar yang sudah Anda persiapkan itu. Udah nemu? Langsung di klik aja, trus klik open. Dalam percobaan saya, saya nyimpannya di desktop, trus outputnya jadi seperti gambar di bawah ini:
easy skinner2
Ketiga. Di aplikasi ini ada beberapa tab menu, diantaranya background, sprites, description, edit, dan share. Tab menu background yang baru saja kita gunakan itu berguna untuk me-load gambar yang akan kita jadikan skin ultra mp3 kita. Sprites berfungsi untuk memilih warna dan model volume bar dan digit angka. Namun tutorial ini tidak saya praktekkan penggunaan sprite. Karena saya gak ngerti secara full tentang sprite ini. Tapi yang jelas, dengan me-load sprite default (yang disediakan aplikasi) berarti memilih warna dan bentuk tertentu untuk volume bar dan angka. Description dapat kita gunakan untuk menjelaskan identitas skin yang kita buat. Edit merupakan salah satu bagian terpenting aplikasi ini. Disinilah kita meng-edit skin ultra mp3 kita. Di tab edit kita bisa meng-edit posisi dan warna untuk judul lagu, keterangan lagu, durasi lagu, dll. Atur posisi X dan Y nya, pilih warnanya. Silakan jelajahi sendiri. Ini benar-benar bukanlah hal yang sulit untuk dicoba. Share, untuk membagi skin buatan kita. Note: sprite dan description tabs can be ignored... Keempat. Jika anda sudah yakin dengan editan Anda, silakan klik File --> Save As.
finis tutor easy skinner
Silakan simpan dengan nama dan direktori yang Anda inginkan. Selesai. Silakan transfer ke rekening saya...eh...maksudnya, silakan transfer file tersebut ke hp Anda. Terserah mau melalui apa. Bisa bluetooth, infra red, card reader, atau via kabel. Setelah tiba di hp, simpan ke direktori ultra mp3, biasanya ada di E:/System/Apps/UltraMP3/Skins. Atau ada di C:/System/Apps/UltraMP3/Skins. Btw, jika sejak awal Anda tidak mempersiapkan gambar sebagai background dengan ukuran yang sesuai, maka akan mucul editor foto default dari aplikasi ini. Maafkan saya bila saya tidak membuat tutorial tentang yang begituan, karena menurut saya memang lebih baik kita persiapkan gambar itu dengan ukuran yang sesuai dengan layar hp kita, daripada harus mengkonversinya dengan aplikasi dari easy skinner.

nara sumber : www.syahuri.co.cc

Denah Lokasi Rumahku

View http://forum.seleb.tv/24148-post87.html

View Single Post
Old 31-10-08
sefti's Avatar
sefti sefti is offline
Wannatop
Join Date: Aug 2008
Posts: 78
Thanks: 0
Thanked 0 Times in 0 Posts
sefti is on a distinguished road
Default Re: Absen FS, YM, Email, dll Untuk Sanders Seluruh Indonesia

Quote:
Originally Posted by Av Han zA kU View Post
Silahkan Masukkan Data Para Sanders di Sini

01. Av Han zA kU - A IHI A U - YM+FS+Email = av_han_za_ku@yahoo.com
02. Lendy (YM & FS: spicy_girl12@yahoo.com) (Email: lendy.ca@gmail.com)
03. Arinda nadzz, fs+ym: arinda_arief@yahoo.com, fb: arinda_nadzz@yahoo.com, email: dinie.nadzz@yahoo.com
04. Dhito (YM & Email:mindyapramudita@yahoo.com) (FSimens.sanders88@gmail.com)
05. Vinta ( FS&YM: dee_okz@yahoo.com ) ( FB&email : dvinz_loveque@yahoo.co.id )
06. bcahyo = FS=bcahyo@gmail.com, YM=bcahyo@ymail.com, Email=bcahyo@ymail.com, bcahyo@gmail.com
07. Dia = (FS: cimentik@yahoo.com) (YM/Email: cimentik@yahoo.co.id)
08. Gita Kusuma N. (FS + FB + Email: fs_gita@yahoo.co.id),(YM + Email: geetha_project@yahoo.co.id)
09. Tharra_cutiezz (YM, FS, FB n Email : tharra_cutiezz@yahoo.co.id)
10. VieNan ( FB + YM de72wa@yahoo.com ) ( FS exotic_dw72@yahoo.co.id
11. Lee Djon Men / Djon Men ( Email,FS,FB,YM = djonmen_lie@yahoo.com )
12. Andrean/NdRe_05 (Email,FS, MSN, FB)= Andrean_0510@hotmail.com, (YM)= Andrean_0510@yahoo.com
13. Oktavianus / okta (email,FS,FB,YM = oktavianus_binus_08@yahoo.com)
14. tinutv/ tinus (FS+FB+YM+EMAIL=tinutv@yahoo.com)
15. Rian_Medan / Rian (FS+YM+FB+EMAIL = love_leviro@yahoo.com
16. chiecillia (fs+ym = chia_kka@yahoo.com) (msn = chia-kka@hotmail.com)
17. dheny_chelsea (FS, FB, YM, EMAIL )--->> dheny_chelsea@yahoo.co.id
18. domjuan (fs + email)juancg.xcellent@gmail.com+homepage: wiko_wgw@yahoo.com)
21. Icha Bdg : email ym ==> wey_wey8@yahoo.com, email fs & fb ==> the_adventurer81@yahoo.com )
22. Ed Berg: (FS, FB, YM, EMAIL) -----> ed_elric2bwise@yahoo.com
23. alil => ( FS,FB,YM,Email ) => alil_01@yahoo.com
24. Yanariandi (FS & YM: yanariandi@yahoo.com) (MSN & FB: yana_fight@hotmail.com
25. angGuNkyuT (fs n e-mail : hahahahehehe@plasa.com) (ym : anggunkyut@yahoo.com)
26. yolipop2 ==> YM : yolipop2@yahoo.com
27. acien08 ( Ym, Fb, Email = acien@ymail.com )
28. niendya - ym,fs,fb niendyaf4@yahoo.com
29. Adhistana - YM, FS, Email : soundisc@yahoo.com
30. Tomy Diamond K (FS, FB, YM, Email) ---> tomy_diamond_777@yahoo.co.id
31. Daniel Pangaribuan --> ekek9054@yahoo.com (YM,FS,email)
32. cie_ciel ======> cie_ciellho@yahoo.com
33. Teddy A.S - (fs,YM,email = t3ddysss@yahoo.com)
34. T4run4 (Email, YM, Fs, Fb) randitritaruna@yahoo.com
35. Robert (Email, YM, FS, FB) s4w4mur4_0k3@yahoo.com
36. Riani (email,FS,FB,YM) riani_libra@yahoo.com
37. Chen168==> YM,FS,FB (dian_ikon@yahoo.co.id) msn (chen_lee168@hotmail.com)
38. yola_sfc (email, YM, FS, FB) lie_gakar@yahoo.co.id
39. ayie (Ym+fs+email) panda13_sanders4ever@yahoo.co.id
40. sunarja (sunarja_se@yahoo.com)
41. diar amalia (fb,fs ma ym : sienna_firenze@yahoo.com)
42. Mei_007 (FS+e-mail: mariakie@rocketmail.com)
43. r_m_c182/Point_sanders (FS+e-mail+fb+ym: r_m_c182@yahoo.co.id)
44. agnes_natassya email+fb+fs+ym pig_cute22@yahoo.co.id
45. ABy (FS: a-by_7155@plasa.com) (FB+YM+email : arul_arch07@yahoo.com)
46. Sylvani Seihu(email,FS,YM) >> cute_galz48@yahoo.com ; FB:pinq_hazel@hotmail.com ; YM:syl.vani@yahoo.com
47. Andry Wijaya /nick blog: henney (fs,fb,e-mail,msn: d4n13l_h3nn3y@hotmail.com)
48. Shofa (FS, facebook&email : shofaimoet@gmail.com) YM : shofa_ctq
49. moehammed / anak rantau YM era_diktator@yahoo.co.id
50. joulesanj, YM - Email - FS - FB >> joulesanj@yahoo.com.sg
51.sefti (FS,FB,YM) >>>> biru_laut89@yahoo.com
Reply With Quote

Mp3 Indonesia

Mp3 Lagu Untuk Festival Indonesia



Kalau Kalian mau Pesen, Request Aja Yah Ntar Ray cari'in...

Atau Kalau mau Langsung Kalian Download, Kalian Bisa Langsung cari Nama Band,lagu N penyanyinya...

Free Download Koq, Ada Juga lirik dan Video klipnya...

Free Download MP3 Indonesia A - Z

KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD MP3 >> A - Z



Get 4Shared Premium!

Daus Aja

Taksonomi Vertebrata

Keanekaragaman organisme sangat besar. Jumlah spesies hewan yang telah dikenal baik oleh manusia tidak kurang dari 1 juta. Tiap spesies menunjukkan variasi yang cukup besar, sehingga secara keseluruhan dunia kehidupan itu memperlihatkan keanekaragaman yang begitu besar. Untuk mempermudah mempelajarinya perlu diciptakan cara yang tepat yaitu klasifikasi. Dari klasifikasi timbullah kelompok-kelompok hewan yang secara umum disebut takson. Karena jumlah takson cukup besar, masing-masing perlu diberi nama untuk mengenal dan membedakannya dari takson yang lain. Kedudukan takson-takson itu berjenjang dan cakupannya ada yang luas, dan ada yang sempit. Dari kata takson kemudian timbul istilah taksonomi yang diartikan sebagai teori dan praktik klasifikasi. Selain taksonomi, juga dikenal istilah sistematika yang berarti kajian tentang keanekargaman organisme. Selain istilah klasifikasi juga dikenal istilah identifikasi. Perbedaannya ialah klasifikasi didasarkan atas pemikiran induktif, sementara identifikasi didasarkan atas pemikiran deduktif.

Teori Klasifikasi

Pelaksanaan kegiatan klasifikasi perlu mengacu pada teori-teori klasifikasi yang berjumlah 5 buah. Masing-masing teori dapat berdiri sendiri-sendiri dapat pula bergabung bersama-sama. Kegiatan klasifikasi berdasarkan atas penalaran induktif. Kelima teori itu adalah: essensialisme, nominalisme, empirisme, cladisme, dan klasifikasi evolusioner. Tujuan klasifikasi adalah untuk menciptakan suatu sistem yang dapat dipercaya dan mudah dipakai untuk mengatasi keanekaragaman organisme yang membingungkan. Sebagai teori, klasifikasi memiliki nilai penjelasan, nilai prediksi yang tinggi, memiliki nilai heuristik yang kuat, dan bersifat provisional. Klasifikasi biologis terdiri atas penyusunan organisme-organisme ke dalam kelompok-kelompok yang mirip dan berasal dari sumber yang sama. Kemiripan yang digunakan untuk pengelompokan itu disebut ciri-ciri taksonomi. Jadi ciri taksonomi adalah suatu tanda atau atribut suatu takson yang membedakannya dari takson yang lain. Ciri-ciri perbedaan antara individu dalam suatu populasi, misalnya umur, jenis kelamin, bukan ciri-ciri taksonomi. Ciri-ciri taksonomi memiliki fungsi ganda, yaitu merupakan kekhususan suatu takson dan merupakan indikator hubungan kekerabatan. Secara keseluruhan, ciri-ciri taksonomi dapat dikelompokkan dan dikaji berdasarkan 5 kelompok besar: morfologi, fisiologi, biokimiawi, ekologi dan geografi.

Prosedur Pelaksanaan Klasifikasi

Spesies dipandang sebagai unit dasar klasifikasi. Makna spesies bermacam-macam, mulai dari yang sederhana sampai yang filosofis. Makna kata spesies adalah sesuatu yang asli. Menurut John Ray, spesies merupakan sekelompok individu yang mempunyai moyang sama, sedangkan menurut Linnaeus spesies adalah sekelompok organisme yang memperlihatkan tipe ideal. Dalam perkembangan selanjutnya pengertian spesies dirumuskan dalam konsep-konsep. Kita mengenal 4 konsep spesies: konsep spesies tipologis, konsep spesies nominalistik, konsep spesies biologis, dan konsep spesies evolusioner. Selain konsep-konsep spesies, juga dikenal istilah-istilah: spesies sibling, spesies sympatric, spesies allopatric, spesies polytypus, spesies monotypus. Spesies menduduki tempat yang paling strategis di dalam hierarkhi klasifikasi. Kedudukan itu disebut kategori. Beberapa spesies yang serupa dikelompokkan ke dalam genus, dan beberapa genus yang serupa dikelompokkan dalam familia. Demikian selanjutnya sampai terbentuk kelompok yang paling besar yaitu Regnum. Dalam klasifikasi dikenal 21 kategori. Namun demikian jumlah kategori yang umum digunakan dalam klasifikasi hanya 7, bahkan 7 kategori itu dapat diringkas menjadi 3 kategori: kategori spesies, kategori subspesies dan kategori di atas spesies. Di dalam membahas spesies perlu dikenal adanya sistem tipus, yaitu suatu sistem yang digunakan dalam penentuan nama-nama takson. Tipus adalah suatu spesimen yang digunakan sebagai standar dalam penentuan nama suatu spesies hewan. Jadi tipus suatu spesies adalah suatu spesimen tertentu, tipus suatu genus adalah spesies tertentu dalam genus itu. Dalam sistem tipus itu dikenal 9 macam tipus: Holotipus, Paratipus, Allotipus, Sintipus, Neotipus, Topotipus, Metatipus, Homotipus dan Genotipus. Sistem tipus dapat digunakan secara luas, tetapi untuk kategori-kategori di atas spesies, tipus itu tidak berupa suatu spesimen. Tipus suatu genus berupa suatu spesies tertentu, tipus untuk familia adalah suatu genus dari familia itu, demikian selanjutnya.

DASAR-DASAR DAN PENERAPAN

Gambaran Umum Tatanama Hewan

Pada hakikatnya nama-nama takson itu adalah alat komunikasi bagi para pakar zoologi, sebab tanpa menyebut nama, orang lain tidak akan mengerti objek hewan apa yang dimaksudkan. Sayangnya ada ahli-ahli yang lebih tertarik terhadap nama-nama daripada hewannya sendiri. Sebenarnya nama-nama hewan telah diberikan sejak manusia mengenal hewan-hewan itu tetapi sifatnya masih kedaerahan, sehingga disebut nama daerah. Nama daerah berbeda-beda antara satu tempat dengan tempat yang lain sehingga nama daerah dipandang tidak praktis. Dalam perkembangannya manusia mencoba menciptakan nama-nama deskriptif, yaitu nama-nama yang didasarkan atas sebagian besar ciri-ciri yang dimiliki hewan-hewan yang dipelajari. Nama ini terlalu panjang sehingga tidak praktis. Itulah sebabnya kemudian diciptakan nama binominal yang lebih sederhana dan lebih praktis. Sistem binominal mengatakan bahwa nama spesies terdiri atas dua kata, sekaligus dua nama. Kata pertama merupakan kata genus, kata kedua merupakan kata spesifik atau disebut nomen triviale. Ternyata terdapat perbedaan terhadap penggunaan istilah Latin dalam nama ganda itu. Zoologi menggunakan istilah binominal,sedangkan botani menggunakan istilah binomial. Berdasarkan asal usulnya, tampaknya istilah binominal lebih tepat. Di dalam tatanama yang hendak ditata dan dibuatkan peraturannya adalah nama ilmiah atau nama Latin takson-takson. Peraturan itu tercantum dalam Kode Internasional Tatanama Zoologi dengan segala perangkatnya.

Ketentuan dalam Pemberian Nama-nama Takson

Kegiatan belajar ini mengatur cara pemberian nama takson tingkat kategori di bawah spesies dan kategori di atas spesies. Nama takson spesies diatur dalam sistem binominal, nama takson subspesies dengan trinominal, nama takson di atas spesies dengan uninominal. Nama familia berakhiran idae, nama subfamilia berakhiran inae, nama ordo sampai phylum berakhiran bebas, kecuali untuk ikan dan burung, nama ordo berakhiran iformes. Nama pencipta, diletakkan di belakang nama spesies, tanpa dipisahkan oleh tanda-tanda tertentu, tanpa digarisbawahi atau dicetak miring, dapat disingkat. Apabila dijumpai nama pencipta itu berada dalam tanda kurung, berarti nama genus dari spesies itu telah diubah, dan untuk menghargai jasanya, nama pencipta pertama tetap ditulis di belakang nama spesies tetapi di dalam tanda kurung. Apabila suatu populasi memiliki 2 nama, maka nama itu disebut sinonim, tetapi bila sebuah nama diberikan pada 2 kelompok populasi berbeda, maka nama itu disebut homonim. Hibrid tidak diberi nama, sebab hibrid bukan populasi dan berarti bukan takson.

Chordata Rendah

Chordata memiliki 3 (tiga) ciri utama yang membedakannya dari kelompok lain. Chordata dibedakan atas Chordata rendah dan Chordata tinggi. Anggota-anggota Chordata rendah tidak memiliki Column vertebralis, tetapi hanya memiliki chorda dorsalis sebagai penguat tubuhnya. Kepemilikan chorda dorsalis itu berbeda-beda, ada kelompok yang hanya memiliki chorda dorsalis di bagian anterior, ada yang hanya di bagian ekor dan ada yang memanjang pada seluruh punggung tubuh. Atas dasar 3 (tiga) perbedaan ciri tentang kepemilikan chorda dorsalis, batang syaraf dan celah insang, maka chordata rendah dibagi menjadi 3 (tiga) Subphylum: Hemichordata, Urochordata dan Cephalochordata.

Kelas Agnatha dan Kelas Chondrichthyes (Super Kelas Pisces)

Kegiatan belajar ini membahas tentang kelompok ikan tidak berahang yang termasuk kelas Agnatha. Kelas ini meliputi 2 ordo: Myxiniformes dan Petromyzontiformes. Kedua kelompok ini memiliki persamaan dan perbedaan, terutama berkaitan dengan mulut, sirip dan celah insang. Disamping kelas Agnatha, kegiatan belajar ini juga membahas kelas Chondrichthyes, yaitu ikan-ikan yang kerangkanya berupa tulang rawan, dan sesungguhnya tulang rawan ini bukan menunjukkan keprimitifannya melainkan merupakan ciri sekunder. Kelas ini mencakup 2 subkelas: Elasmobranchii yang dibedakan atas ordo Squaliformes dan ordo Rajiforms, serta subkelas Holocephali. Ordo Squaliformes mencakup semua jenis ikan hiu, sedangkan ordo Rajiformes mencakup jenis-jenis ikan pari. Terdapat beberapa perbedaan antara ikan hiu dan ikan pari yaitu dalam hal: letak celah insang, perlekatan sirip dada dan ujud dari ekornya. Subkelas Holocephali mencakup jenis ikan langka yang disebut ikan tikus. Ikan ini tidak mirip dengan ikan hiu ataupun ikan pari dalam hal: bentuk tubuh dan jumlah celah insang.

Osteichthyes (Superkelas Pisces)

Osteichthyes mencakup semua jenis ikan dengan kerangka berasal dari bahan tulang sejati. Ada kelompok besar ikan bertulang sejati ini. Satu kelompok sangat penting artinya dalam perjalanan evolusi hewan darat (Tetrapoda) dan kelompok yang lain berkembang menjadi ikan-ikan maju seperti kita kenal sekarang ini. Ikan-ikan yang dipandang penting dalam perjalanan evolusi Tetrapoda adalah ordo Coelacanthiformes, sedangkan yang berkembang menuju ikan-ikan modern masa sekarang adalah Actinopterygii.

Kelas Ampbhibia

Amfibi adalah kelompok vertebrata darat yang paling primitif, menduduki tempat peralihan dari kehidupan akuatik ke kehidupan darat. Perubahan tempat kehidupan ini menyebabkan seakan-akan kelompok ini masih mencari-cari pola yang sesuai, sehingga terlihat adanya model-model kehidupan, wujud dan ciri-ciri kelompok yang beragam. Di samping adanya model dan wujud yang beragam, juga terjadi perubahan alat-alat tubuh yang disesuaikan dengan cara hidup di darat, misalnya perlu paru-paru, tungkai, choana, dan lain-lain. Untuk klasifikasi Amphibia diperlukan kombinasi berbagai ciri. Dengan demikian Amphibia dapat dibagi menjadi 4 ordo: Apoda, Trachystomata, Caudata dan Anura. Apoda dan Trachystomata merupakan ordo yang anggota-anggotanya sedikit, sedangkan Caudata dan Anura merupakan ordo-ordo yang anggota-anggotanya banyak. Pembahasan kedua ordo ini dibatasi hanya yang berkaitan dengan contoh-contoh yang ada di alam Indonesia.

Reptilia

Reptilia adalah kelompok hewan darat yang sebenarnya karena mereka bernapas dengan paru-paru sepanjang hidupnya. Sebagai hewan darat yang hidup di lingkungan kering, kulitnya memiliki lapisan bahan tanduk yang tebal. Lapisan ini mengalami modifikasi menjadi sisik-sisik. Kulit sedikit sekali mengandung kelenjar kulit. Ada di antaranya yang selain mempunyai sisik epidermis juga mempunyai sisik dermis, misalnya buaya. Pada anggota Lacertilia pengelupasan kulit terjadi sedikit demi sedikit, sedangkan pada ular terjadi sekaligus. Reptil termasuk Tetrapoda sehingga memiliki 4 buah tungkai atau kaki, tetapi ada pula di antara anggota-anggotanya yang tungkainya mereduksi atau menghilang sama sekali. Menghilangnya tungkai-tungkai itu merupakan ciri sekunder, atau wujud adaptasi terhadap lingkungan. Hewan reptil berkloaka dengan celah berbentuk transversal atau longitudinal. Sebagai hewan darat reptil telah memiliki langit-langit sekunder, dan pada buaya perkembangannya telah sempurna. Semua reptil bergigi kecuali kura-kura. Perlekatan gigi-gigi itu ada yang acrodont, pleurodont, thecodont. Pada anggota Lacertilia, lidah berkembang baik dan dapat digunakan sebagai ciri penting untuk klasifikasi. Alat pendengar, ada yang dilengkapi dengan telinga luar dan ada yang tidak. Mata ada yang berkelopak dan dapat bergerak, ada pula yang kelopaknya tidak dapat bergerak serta berubah menjadi bangunan transparan. Reptil jantan memiliki alat kelamin luar berupa sebuah penis atau satu pasang hemipenis. Embrio memiliki gigi telur untuk merobek cangkang telur pada waktu menetas. Klasifikasi reptil, pada awalnya didasarkan atas arsitektur tengkoraknya. Formulasi ini dikemukakan oleh Osborn tahun 1903, yaitu ditunjukkan dengan adanya ciri-ciri tengkorak: anapsid, diapsid, synapsid (parapsid). Sekarang klasifikasi reptil tersebut telah banyak berubah, dan dibagi menjadi 4 ordo: Testudinata, Rhynchocephalia, Squamata dan Crocodilia.

Kelas Aves

Setiap burung tubuhnya ditutupi bulu, sehingga bulu merupakan ciri spesifik burung, yang tidak dimiliki oleh kelompok Tetrapoda lainnya. Pada hakikatnya bulu berfungsi sebagai alat untuk terbang, karena burung merupakan perkembangan filogenetik dari reptil yang tak terbang. Bulu diduga berasal dari modifikasi sisik-sisik reptil yang menjadi moyang burung. Selain itu bulu juga berfungsi untuk menjaga suhu tubuh burung agar tetap tinggi. Sebelum burung benar-benar dapat terbang ada suatu bentuk makhluk yang sebagian ciri-cirinya menyerupai burung dan sebagian yang lain menyerupai reptil. Bentuk ini dipandang atau dianggap sebagai bentuk perkembangan reptil menuju burung. Makhluk yang fosilnya ditemukan di Jerman ini diberi nama Archaeopteryx lithographica. Berdasarkan atas kemampuan terbangnya, burung dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu Ratitae yang anggota-anggotanya tidak dapat terbang karena alat-alat terbangnya tidak memadai. Kelompok kedua adalah Carinatae yang mencakup burung-burung yang mampu terbang, bahkan ada yang sangat pandai terbang. Lebih lanjut masing-masing kelompok itu dibagi-bagi menjadi ordo-ordo yang jumlahnya tidak kurang dari 30. Masing-masing ordo diuraikan ciri-ciri utamanya dan diberikan contohnya.

Kelas Mamalia

Nama Mamalia berasal dari ciri utama anggota-anggota (hewan) yang memiliki glandula mammae. Selain itu ciri lainnya adalah memiliki rambut-rambut, yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari pengaruh panas maupun dingin. Suhu tubuh mamalia relatif tetap dan keadaan ini disebut homoioterm. Di dalam kulit mamalia terdapat kelenjar air susu, kelenjar peluh (keringat) dan kelenjar minyak. Beberapa jenis mamalia mempunyai kelenjar lain misalnya kelenjar bau dan kelenjar pipi. Berdasarkan sifatnya gigi-gigi mamalia adalah heterodont, thecodont, dan diphyodont. Dipandang dari cara menapakkan kakinya, mamalia ada yang bersifat plantigrad, digitigrad, dan unguligrad. Mamalia juga memiliki diafragma yang memisahkan rongga dada dari rongga perut. Dipandang dari aktivitasnya, ada mamalia yang nocturnal dan ada yang diurnal. Secara umum, ada mamalia yang bermanfaat, ada yang merugikan dan ada yang membahayakan bagi kehidupan manusia. Jumlah spesies mamalia yang telah dikenal mamalia tidak kurang 4.000 dan dikelompokkan ke dalam sejumlah ordo.

Sosialisasi dan Stratifikasi Sosial

Pengertian Sosialisasi

Pengertian sosialisasi mengacu pada suatu proses belajar seorang individu yang akan mengubah dari seseorang yang tidak tahu menahu tentang diri dan lingkungannya menjadi lebih tahu dan memahami. Sosialisasi merupakan suatu proses di mana seseorang menghayati (mendarahdagingkan - internalize) norma-norma kelompok di mana ia hidup sehingga timbullah diri yang unik, karena pada awal kehidupan tidak ditemukan apa yang disebut dengan “diri”.

Tujuan sosiologi dalam mempelajari sosialisasi karena dengan mempelajari bagaimana orang berinteraksi maka kita dapat memahami orang lain dengan lebih baik. Dengan memperhatikan orang lain, diri sendiri dan posisi kita di masyarakat maka kita dapat memahami bagaimana kita berpikir dan bertindak.

Terdapat beberapa konsep yang berkaitan dengan sosialisasi, yaitu the significant others , the generalized other , looking glass self serta impression management. Masing-masing konsep tersebut memberikan sumbangan yang berarti dalam diri seorang individu yang mengalami proses sosialisasi.

Produk penting dari proses sosialisasi adalah self/personality/diri. Dalam rangka interaksi dengan orang lain, seseorang akan mengembangkan suatu keunikan dalam hal perilaku, pemikiran dan perasaan yang secara bersama-sama akan membentuk self.

Agen sosialisasi meliputi keluarga, teman bermain, sekolah dan media massa. Keluarga merupakan agen pertama dalam sosialisasi yang ditemui oleh anak pada awal perkembangannya. Kemudian kelompok sebaya sebagai agen sosialisasi di mana si anak akan belajar tentang pengaturan peran orang-orang yang berkedudukan sederajat. Sekolah sebagai agen sosialisasi merupakan institusi pendidikan di mana anak didik selama di sekolah akan mempelajari aspek kemandirian, prestasi, universalisme serta spesifisitas. Agen sosialisasi yang terakhir adalah media massa di mana melalui sosialisasi pesan-pesan dan simbol-simbol yang disampaikan oleh berbagai media akan menimbulkan berbagai pendapat pula dalam masyarakat
Jenis Sosialisasi dan Pola Sosialisasi

Proses yang dialami individu terbagi atas sosialisasi primer dan sekunder, sosialisasi primer dialami individu pada masa kanak-kanak, terjadi dalam lingkungan keluarga, individu tidak mempunyai hak untuk memilih agen sosialisasinya, individu tidak dapat menghindar untuk menerima dan menginternalisasi cara pandang keluarga

Sedangkan sosialisasi sekunder berkaitan dengan ketika individu mampu untuk berinteraksi dengan orang lain selain keluarganya. Dalam sosialisasi sekunder terdapat proses resosialisasi dan desosialisasi, di mana keduanya merupakan proses yang berkaitan satu sama lain. Resosialisasi berkaitan dengan pengajaran dan penanaman nilai-nilai yang berbeda dengan nilai-nilai yang pernah dialami sebelumnya, untuk penguatan dalam penanaman nilai-nilai baru tersebut maka desosialisasi terjadi di mana diri individu yang lama “dicabut dan diberi” diri yang baru dalam proses resosialisasi. Kedua proses tersebut terlihat dengan jelas dalam suatu total institusi yang merupakan suatu tempat di mana terdapat sejumlah besar individu yang terpisah dari lingkungan sosialnya.

Pola sosialisasi mengacu pada cara-cara yang dipakai dalam sosialisasi , terdapat dua pola, yaitu represif dan partisipatoris. Represif menekankan pada penggunaan hukuman, memakai materi dalam hukuman dan imbalan, kepatuhan anak pada orang tua, komunikasi satu arah, nonverbal dan berisi perintah, orang tua sebagai pusat sosialisasi sehingga keinginan orang tua menjadi penting, keluarga menjadi significant others. Sedangkan sosialisasi partisipatoris menekankan pada individu diberi imbalan jika berkelakuan baik, hukuman dan imbalan bersifat simbolik, anak diberi kebebasan, penekanan pada interaksi, komunikasi terjadi secara lisan, anak pusat sosialisasi sehingga keperluan anak dianggap penting, keluarga menjadi generalized others.

Seseorang akan mengalami proses sosialisasi yang bersifat terus menerus selama individu tersebut hidup mulai dari anak-anak sampai mereka dewasa. Termasuk pula sosialisasi gender akan pula dialami oleh individu baik laki-laki maupun perempuan. Sosialisasi Gender mengacu pada cara-cara yang dipakai oleh masyarakat dalam mempelajari identitas gender dan berkembang menurut norma budaya tentang laki-laki dan perempuan

Pengertian Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya. Status yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat ada yang didapat dengan suatu usaha (achievement status) dan ada yang didapat tanpa suatu usaha (ascribed status). Stratifikasi berasal dari kata stratum yang berarti strata atau lapisan dalam bentuk jamak.

Pitirin A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sebagai pembedaan penduduk atau anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas secara hierarkis. Sedangkan menurut Bruce J. Cohen sistem stratifikasi akan menempatkan setiap individu pada kelas sosial yang sesuai berdasarkan kualitas yang dimiliki.

Stratifikasi dapat terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari proses pertumbuhan masyarakat, juga dapat dibentuk untuk tercapainya tujuan bersama. Faktor yang menyebabkan stratifikasi sosial dapat tumbuh dengan sendirinya adalah kepandaian, usia, sistem kekerabatan, dan harta dalam batas-batas tertentu.

Mobilitas sosial merupakan perubahan status individu atau kelompok dalam stratifikasi sosial. Mobilitas dapat terbagi atas mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal. Mobilitas vertikal juga dapat terbagi dua, mobilitas vertikal intragenerasi, dan mobilitas antargenerasi.

Berkaitan dengan mobilitas ini maka stratifikasi sosial memiliki dua sifat, yaitu stratifikasi terbuka dan stratifikasi tertutup. Pada stratifikasi terbuka kemungkinan terjadinya mobilitas sosial cukup besar, sedangkan pada stratifikasi tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial sangat kecil.

Dimensi Stratifikasi Sosial

Untuk menjelaskan stratifikasi sosial ada tiga dimensi yang dapat dipergunakan yaitu : privilege, prestise, dan power. Ketiga dimensi ini dapat dipergunakan sendiri-sendiri, namun juga dapat didigunakan secara bersama.

Karl Marx menggunakan satu dimensi, yaitu privilege atau ekonomi untuk membagi masyarakat industri menjadi dua kelas, yaitu kelas Borjuis dan Proletar. Sedangkan Max Weber, Peter Berger, Jeffries dan Ransford mempergunakan ketiga dimensi tersebut. Dari penggunaan ketiga dimensi tersebut Max Weber memperkenalkan konsep : kelas, kelompok status, dan partai.

Kelas sosial merupakan suatu pembedaan individu atau kelompok berdasarkan kriteria ekonomi. Untuk mendalami kelas sosial ini Soerjono Soekanto memberikan 6 kriteria tradisional.

Menurut Horton and Hunt keberadaan kelas sosial dalam masyarakat berpengaruh terhadap beberapa hal, diantaranya adalah identifikasi diri dan kesadaran kelas sosial, pola-pola keluarga, dan munculnya simbol status dalam masyarakat.

Bentuk stratifikasi dapat dibedakan menjadi bentuk lapisan bersusun yang diantaranya dapat berbentuk piramida, piramida terbalik, dan intan. Selain lapisan bersusun bentuk stratifikasi dapat juga diperlihatkan dalam bentuk melingkar. Bentuk stratifikasi melingkar ini terutama berkaitan dengan dimensi kekuasaan.

Ada tiga cara yang dapat kita lakukan untuk bisa mengetahui bentuk dari stratifikasi sosial. Ketiga cara tersebut adalah dengan pendekatan objektif, pendekatan subyektif, dan pendekatan reputasional.


Pengantar Sosiologi : karya Wawan Hermawan

SAP Komputer Dasar

Untuk Kalangan Terbatas

Pert. 1 dan 2 MS WORD
Mengatur halaman, mengaktifkan ruler, memasukkan dan memformat teks, mengatur paragraf, menyalin tek atau gambar, memindahkan teks atau gambar, membatalkan kesalahan, menemukan dan mengganti teks

Pert 3 dan 4 Print View dan pencetakan dokumen, menggunakan find and replace, menggunakan foot note dan header.Mengedit naskah.

Pert 5 dan 6 MS EXCEL
Menambah dan menyembunyikan worksheet, memasukkan dan mengedit data, mengenal format data,

Pert 7 dan 8 Menggunakan cells style, SUM, Multiply dan Average
Pert 9 dan 10 MS Power Point
Menambah slide dan memilih lay out, menentukan template design dan back ground, mengelola slide, menggunakan bullet numbering,
Pert 11 dan 12 Intenet
Browsing, search engine, e-mail, e-trading. Download
13 dan 14 Membuat Blog

Virus Bakterial

Bagaimana komentar Anda terhadap virus flu burung, yang saat ini virus flu burung tersebut sedang ramai dibicarakan dalam berbagai media massa? Mengapa virus tersebut hingga saat ini belum dapat ditemukan antivirusnya? Mungkin setelah Anda mempelajari materi virus ini Anda dapat berkomentar banyak tentang virus flu burung tersebut. Secara umum, virus memiliki ciri-ciri seperti berikut:

1. merupakan parasit intraseluler obligat
2. tidak mempunyai sistem pembangkit ATP
3. tidak mempunyai ribososm untuk mensintesis protein
4. hanya mengandung 1 tipe asam nukleat: RNA atau DNA saja
5. mempunyai ukuran: 20-250 nanometer
6. tidak mempunyai daya hambat terhadap antibiotik
7. hanya berbentuk sebagai pembungkus protein dan disebut kaspid

Dengan melihat beberapa ciri-ciri tersebut, virus tidak akan dapat hidup tanpa adanya kehadiran inang. Jadi, virus sangat bergantung kepada inang, atas hal ini virus dapat dikelompokkan menjadi:

A. Virus Bakterial
Virus bakterial adalah virus yang menyerang bakteri dan disebut sebagai bakteriofage atau fage. Virus yang sempurna secara struktural, matang serta mampu menginfeksi disebut virion. Virus bakterial dicirikan dengan:

1) Morfologi
Morfologi bakteriofage/fage terdiri dari bagian kepala yang berbentuk polyhedral, dan bagian ekor yang berbentuk batang. Atas dasar tersebut fage dapat dikelompokkan menjadi 6 tipe, yaitu: tipe A, B, C, D, E, dan F.

2) Asam nukleat
Morfologi pada setiap fage berbeda tergantung pada tipe asam nukleat. Terdapat fage yang mengandung DNA utas ganda, DNA utas tunggal, RNA utas ganda, dan RNA utas tunggal.

3) Komponen-komponen kimia lain
Fage terbagi menjadi bagian inti, yang berupa asam nukleat dan bagian selubung yang berupa protein, yang terdiri dari sejumlah sub unit/molekul protein.

4) Reproduksi

Peristiwa yang berlangsung selama reproduksi pada setiap fage pada dasarnya sama, yaitu meliputi:

a. Penyerapan/adsorpsi
Adsorpsi merupakan langkah awal virus dalam melakukan reproduksi melalui infeksi. Diawali dengan bagian ujung ekor virus akan melekat pada dinding sel. Namun, bila bakteri kehilangan kemampuan dalam mensintesis reseptor untuk fage yang khas maka bakteri menjadi resisten terhadap infeksi fage.

b. Penetrasi
Penetrasi. Setelah fase penyerapan, dilanjutkan dengan fase penetrasi. Fage akan menginjeksikan asam nukleatnya ke sitoplasma bakteri, sementara bagian selubung protein tetap di luar bakteri.

c. Replikasi
Replikasi. Segera setelah asam nukleat diinjeksikan ke bakteri, virus akan mengambil alih sistem metabolik inang, sehingga menyebabkan asam nukleat bakteri tidak akan disintesis, melainkan fage akan mensintesis asam nukleatnya sendiri.

d. Perakitan dan lisis
Perakitan dan Lisis. Setelah DNA tersebut digandakan, beberapa saat kemudian (sekitar 25 menit) akan terakit sejumlah 200 fage baru. Dengan demikian sel bakteri akan pecah, melepaskan fage-fage baru dan fage siap menginfeksi kembali bakteri-bakteri lain, dan memulai lagi daur reproduksi seperti tersebut di atas.

e. Lisogeni
Lisogeni. Tidak semua virus dalam menginfeksi inang mengambil alih pembuatan asam nukleat, tetapi terdapat virus yang justru bergabung ke dalam DNA inang/bakteri atau DNA fage menjadi bagian material genetik bakteri inangnya, kemudian melakukan replikasi bersama sehingga disebut profage.

B. Virus Hewan/Tumbuhan
Virus yang menyerang hewan/tumbuhan dan berkembang biak di dalam sel inang, kemudian dapat menimbulkan penyakit. Secara umum biologi dasar virus hewan/tumbuhan sama dengan fage. Namun, virus hewan/tumbuhan mempunyai sifat-sifat khusus, antara lain:

1. Morfologi
Tersusun dari suatu inti asam nukleat yang terletak di tengah dan dikelilingi oleh suatu kapsid, yang terbuat dari kapsomer-kapsomer. Berdasarkan morfologi virus hewan dan tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu: ikosahedral, helikal, bersampul, dan kompleks.

2. Asam nukleat
Virus hewan mempunyai 4 jenis asam nukleat, yaitu DNA berutas tunggal, DNA berutas ganda, RNA berutas tunggal, dan RNA berutas ganda. Sedang virus tumbuhan mempunyai DNA berutas tunggal, RNA berutas tunggal, dan RNA berutas ganda.

3. Komponen-komponen kimia lain
Selain asam nukleat, terdapat senyawa kimia lain yang menyusun virus hewan dan tumbuhan, yaitu protein, lipid, dan karbohidrat.

4. Reproduksi (replikasi)
Multiplikasi virus pada masing-masing sel yang terinfeksi terjadi dalam serangkaian proses yang tidak tergantung satu sama lain, yang memuncak pada perakitan asam nukleat virus, protein virus, dan komponen virus yang lain. Rincian langkah reproduksi berbeda-beda untuk setiap tipe virus, tetapi secara umum sebagai berikut:

a. adsorpsi
Adsorpsi virion pada tempat reseptor yang khas pada permukaan sel inang, merupakan reaksi yang paling khas antara virus dengan sel inang. Sel yang tidak mempunyai reseptor, resisten terhadap infeksi virus.

b. penetrasi dan pelepasan
Penetrasi terjadi dengan penelanan virion utuh atau bergabungnya pembungkus virus dengan membran sel inang sehingga hanya nukleokapsid yang memasuki inang. Beberapa saat kemudian, pembungkus asam nukleat dilepaskan, dan keluar asam nukleat virus dan kapsid.

c. replikasi
Asam nukleat virus akan mengalami replikasi dan terjadi sintesis protein.

d. perakitan
Setelah replikasi asam nukleat virus, segera dirakit komponen virus menjadi nukleokapsid.

e. pembebasan
Virus yang terdapat sebagai nukleokapsid telanjang dilepaskan dengan cara lisis atau ditekan keluar oleh sel inang, melalui membran sel inang yang khas


Virus Bakterial

Bagaimana komentar Anda terhadap virus flu burung, yang saat ini virus flu burung tersebut sedang ramai dibicarakan dalam berbagai media massa? Mengapa virus tersebut hingga saat ini belum dapat ditemukan antivirusnya? Mungkin setelah Anda mempelajari materi virus ini Anda dapat berkomentar banyak tentang virus flu burung tersebut. Secara umum, virus memiliki ciri-ciri seperti berikut:

1. merupakan parasit intraseluler obligat
2. tidak mempunyai sistem pembangkit ATP
3. tidak mempunyai ribososm untuk mensintesis protein
4. hanya mengandung 1 tipe asam nukleat: RNA atau DNA saja
5. mempunyai ukuran: 20-250 nanometer
6. tidak mempunyai daya hambat terhadap antibiotik
7. hanya berbentuk sebagai pembungkus protein dan disebut kaspid

Dengan melihat beberapa ciri-ciri tersebut, virus tidak akan dapat hidup tanpa adanya kehadiran inang. Jadi, virus sangat bergantung kepada inang, atas hal ini virus dapat dikelompokkan menjadi:

A. Virus Bakterial
Virus bakterial adalah virus yang menyerang bakteri dan disebut sebagai bakteriofage atau fage. Virus yang sempurna secara struktural, matang serta mampu menginfeksi disebut virion. Virus bakterial dicirikan dengan:

1) Morfologi
Morfologi bakteriofage/fage terdiri dari bagian kepala yang berbentuk polyhedral, dan bagian ekor yang berbentuk batang. Atas dasar tersebut fage dapat dikelompokkan menjadi 6 tipe, yaitu: tipe A, B, C, D, E, dan F.

2) Asam nukleat
Morfologi pada setiap fage berbeda tergantung pada tipe asam nukleat. Terdapat fage yang mengandung DNA utas ganda, DNA utas tunggal, RNA utas ganda, dan RNA utas tunggal.

3) Komponen-komponen kimia lain
Fage terbagi menjadi bagian inti, yang berupa asam nukleat dan bagian selubung yang berupa protein, yang terdiri dari sejumlah sub unit/molekul protein.

4) Reproduksi

Peristiwa yang berlangsung selama reproduksi pada setiap fage pada dasarnya sama, yaitu meliputi:

a. Penyerapan/adsorpsi
Adsorpsi merupakan langkah awal virus dalam melakukan reproduksi melalui infeksi. Diawali dengan bagian ujung ekor virus akan melekat pada dinding sel. Namun, bila bakteri kehilangan kemampuan dalam mensintesis reseptor untuk fage yang khas maka bakteri menjadi resisten terhadap infeksi fage.

b. Penetrasi
Penetrasi. Setelah fase penyerapan, dilanjutkan dengan fase penetrasi. Fage akan menginjeksikan asam nukleatnya ke sitoplasma bakteri, sementara bagian selubung protein tetap di luar bakteri.

c. Replikasi
Replikasi. Segera setelah asam nukleat diinjeksikan ke bakteri, virus akan mengambil alih sistem metabolik inang, sehingga menyebabkan asam nukleat bakteri tidak akan disintesis, melainkan fage akan mensintesis asam nukleatnya sendiri.

d. Perakitan dan lisis
Perakitan dan Lisis. Setelah DNA tersebut digandakan, beberapa saat kemudian (sekitar 25 menit) akan terakit sejumlah 200 fage baru. Dengan demikian sel bakteri akan pecah, melepaskan fage-fage baru dan fage siap menginfeksi kembali bakteri-bakteri lain, dan memulai lagi daur reproduksi seperti tersebut di atas.

e. Lisogeni
Lisogeni. Tidak semua virus dalam menginfeksi inang mengambil alih pembuatan asam nukleat, tetapi terdapat virus yang justru bergabung ke dalam DNA inang/bakteri atau DNA fage menjadi bagian material genetik bakteri inangnya, kemudian melakukan replikasi bersama sehingga disebut profage.

B. Virus Hewan/Tumbuhan
Virus yang menyerang hewan/tumbuhan dan berkembang biak di dalam sel inang, kemudian dapat menimbulkan penyakit. Secara umum biologi dasar virus hewan/tumbuhan sama dengan fage. Namun, virus hewan/tumbuhan mempunyai sifat-sifat khusus, antara lain:

1. Morfologi
Tersusun dari suatu inti asam nukleat yang terletak di tengah dan dikelilingi oleh suatu kapsid, yang terbuat dari kapsomer-kapsomer. Berdasarkan morfologi virus hewan dan tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu: ikosahedral, helikal, bersampul, dan kompleks.

2. Asam nukleat
Virus hewan mempunyai 4 jenis asam nukleat, yaitu DNA berutas tunggal, DNA berutas ganda, RNA berutas tunggal, dan RNA berutas ganda. Sedang virus tumbuhan mempunyai DNA berutas tunggal, RNA berutas tunggal, dan RNA berutas ganda.

3. Komponen-komponen kimia lain
Selain asam nukleat, terdapat senyawa kimia lain yang menyusun virus hewan dan tumbuhan, yaitu protein, lipid, dan karbohidrat.

4. Reproduksi (replikasi)
Multiplikasi virus pada masing-masing sel yang terinfeksi terjadi dalam serangkaian proses yang tidak tergantung satu sama lain, yang memuncak pada perakitan asam nukleat virus, protein virus, dan komponen virus yang lain. Rincian langkah reproduksi berbeda-beda untuk setiap tipe virus, tetapi secara umum sebagai berikut:

a. adsorpsi
Adsorpsi virion pada tempat reseptor yang khas pada permukaan sel inang, merupakan reaksi yang paling khas antara virus dengan sel inang. Sel yang tidak mempunyai reseptor, resisten terhadap infeksi virus.

b. penetrasi dan pelepasan
Penetrasi terjadi dengan penelanan virion utuh atau bergabungnya pembungkus virus dengan membran sel inang sehingga hanya nukleokapsid yang memasuki inang. Beberapa saat kemudian, pembungkus asam nukleat dilepaskan, dan keluar asam nukleat virus dan kapsid.

c. replikasi
Asam nukleat virus akan mengalami replikasi dan terjadi sintesis protein.

d. perakitan
Setelah replikasi asam nukleat virus, segera dirakit komponen virus menjadi nukleokapsid.

e. pembebasan
Virus yang terdapat sebagai nukleokapsid telanjang dilepaskan dengan cara lisis atau ditekan keluar oleh sel inang, melalui membran sel inang yang khas


Virus Bakterial

Bagaimana komentar Anda terhadap virus flu burung, yang saat ini virus flu burung tersebut sedang ramai dibicarakan dalam berbagai media massa? Mengapa virus tersebut hingga saat ini belum dapat ditemukan antivirusnya? Mungkin setelah Anda mempelajari materi virus ini Anda dapat berkomentar banyak tentang virus flu burung tersebut. Secara umum, virus memiliki ciri-ciri seperti berikut:

1. merupakan parasit intraseluler obligat
2. tidak mempunyai sistem pembangkit ATP
3. tidak mempunyai ribososm untuk mensintesis protein
4. hanya mengandung 1 tipe asam nukleat: RNA atau DNA saja
5. mempunyai ukuran: 20-250 nanometer
6. tidak mempunyai daya hambat terhadap antibiotik
7. hanya berbentuk sebagai pembungkus protein dan disebut kaspid

Dengan melihat beberapa ciri-ciri tersebut, virus tidak akan dapat hidup tanpa adanya kehadiran inang. Jadi, virus sangat bergantung kepada inang, atas hal ini virus dapat dikelompokkan menjadi:

A. Virus Bakterial
Virus bakterial adalah virus yang menyerang bakteri dan disebut sebagai bakteriofage atau fage. Virus yang sempurna secara struktural, matang serta mampu menginfeksi disebut virion. Virus bakterial dicirikan dengan:

1) Morfologi
Morfologi bakteriofage/fage terdiri dari bagian kepala yang berbentuk polyhedral, dan bagian ekor yang berbentuk batang. Atas dasar tersebut fage dapat dikelompokkan menjadi 6 tipe, yaitu: tipe A, B, C, D, E, dan F.

2) Asam nukleat
Morfologi pada setiap fage berbeda tergantung pada tipe asam nukleat. Terdapat fage yang mengandung DNA utas ganda, DNA utas tunggal, RNA utas ganda, dan RNA utas tunggal.

3) Komponen-komponen kimia lain
Fage terbagi menjadi bagian inti, yang berupa asam nukleat dan bagian selubung yang berupa protein, yang terdiri dari sejumlah sub unit/molekul protein.

4) Reproduksi

Peristiwa yang berlangsung selama reproduksi pada setiap fage pada dasarnya sama, yaitu meliputi:

a. Penyerapan/adsorpsi
Adsorpsi merupakan langkah awal virus dalam melakukan reproduksi melalui infeksi. Diawali dengan bagian ujung ekor virus akan melekat pada dinding sel. Namun, bila bakteri kehilangan kemampuan dalam mensintesis reseptor untuk fage yang khas maka bakteri menjadi resisten terhadap infeksi fage.

b. Penetrasi
Penetrasi. Setelah fase penyerapan, dilanjutkan dengan fase penetrasi. Fage akan menginjeksikan asam nukleatnya ke sitoplasma bakteri, sementara bagian selubung protein tetap di luar bakteri.

c. Replikasi
Replikasi. Segera setelah asam nukleat diinjeksikan ke bakteri, virus akan mengambil alih sistem metabolik inang, sehingga menyebabkan asam nukleat bakteri tidak akan disintesis, melainkan fage akan mensintesis asam nukleatnya sendiri.

d. Perakitan dan lisis
Perakitan dan Lisis. Setelah DNA tersebut digandakan, beberapa saat kemudian (sekitar 25 menit) akan terakit sejumlah 200 fage baru. Dengan demikian sel bakteri akan pecah, melepaskan fage-fage baru dan fage siap menginfeksi kembali bakteri-bakteri lain, dan memulai lagi daur reproduksi seperti tersebut di atas.

e. Lisogeni
Lisogeni. Tidak semua virus dalam menginfeksi inang mengambil alih pembuatan asam nukleat, tetapi terdapat virus yang justru bergabung ke dalam DNA inang/bakteri atau DNA fage menjadi bagian material genetik bakteri inangnya, kemudian melakukan replikasi bersama sehingga disebut profage.

B. Virus Hewan/Tumbuhan
Virus yang menyerang hewan/tumbuhan dan berkembang biak di dalam sel inang, kemudian dapat menimbulkan penyakit. Secara umum biologi dasar virus hewan/tumbuhan sama dengan fage. Namun, virus hewan/tumbuhan mempunyai sifat-sifat khusus, antara lain:

1. Morfologi
Tersusun dari suatu inti asam nukleat yang terletak di tengah dan dikelilingi oleh suatu kapsid, yang terbuat dari kapsomer-kapsomer. Berdasarkan morfologi virus hewan dan tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu: ikosahedral, helikal, bersampul, dan kompleks.

2. Asam nukleat
Virus hewan mempunyai 4 jenis asam nukleat, yaitu DNA berutas tunggal, DNA berutas ganda, RNA berutas tunggal, dan RNA berutas ganda. Sedang virus tumbuhan mempunyai DNA berutas tunggal, RNA berutas tunggal, dan RNA berutas ganda.

3. Komponen-komponen kimia lain
Selain asam nukleat, terdapat senyawa kimia lain yang menyusun virus hewan dan tumbuhan, yaitu protein, lipid, dan karbohidrat.

4. Reproduksi (replikasi)
Multiplikasi virus pada masing-masing sel yang terinfeksi terjadi dalam serangkaian proses yang tidak tergantung satu sama lain, yang memuncak pada perakitan asam nukleat virus, protein virus, dan komponen virus yang lain. Rincian langkah reproduksi berbeda-beda untuk setiap tipe virus, tetapi secara umum sebagai berikut:

a. adsorpsi
Adsorpsi virion pada tempat reseptor yang khas pada permukaan sel inang, merupakan reaksi yang paling khas antara virus dengan sel inang. Sel yang tidak mempunyai reseptor, resisten terhadap infeksi virus.

b. penetrasi dan pelepasan
Penetrasi terjadi dengan penelanan virion utuh atau bergabungnya pembungkus virus dengan membran sel inang sehingga hanya nukleokapsid yang memasuki inang. Beberapa saat kemudian, pembungkus asam nukleat dilepaskan, dan keluar asam nukleat virus dan kapsid.

c. replikasi
Asam nukleat virus akan mengalami replikasi dan terjadi sintesis protein.

d. perakitan
Setelah replikasi asam nukleat virus, segera dirakit komponen virus menjadi nukleokapsid.

e. pembebasan
Virus yang terdapat sebagai nukleokapsid telanjang dilepaskan dengan cara lisis atau ditekan keluar oleh sel inang, melalui membran sel inang yang khas


WEBSITE Suckma Boy

SUKMA

Blog Uray RASIONALZ Band

Uray RASIONALZ Band

Blog FS YM

Blog KSATRIA BERGITAR


Kolom Gitar Keren



Rasional-Mania Cbox






Website Uray RASIONALZ Band

RASIONALZ Band

Chatbox Persahabatan

Mikroorganisme dan Mikrobiota

Perairan alami memiliki sifat yang dinamis dan aliran energi yang kontinyu hal ini terjadi selama sistem di dalamnya tidak mendapatkan gangguan atau hambatan, antara lain dalam bentuk pencemaran. Lingkungan perairan meliputi air laut, air payau (peralihan air tawar ke air laut), dan air tawar, Di lingkungan laut lepas memiliki populasi mikroorganisme yang relatif lebih rendah, di lingkungan pantai populasi mikroorganisme terdapat lebih banyak, hal ini karena lingkungan pantai kaya akan nutrien yang berasal dari daratan.
Pada lingkungan perairan terdapat mikroorganisme sama seperti lingkungan yang lainnya. Kelompok mikroorganisme yang hidup di dalam air terdiri dari :

1. bakteri
2. alga biru-hijau
3. fungi
4. mikroalgae
5. virus
6. protozoa


Mikroorganisme di perairan berdasarkan sifat tropiknya meliputi :
1. Mikroba autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia
Contohnya : Thiobacillus, Nitrosomonas, Nitrobacter

2. Mikroba heterotrof adalah organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain
Contohnya antara lain : Saprolegnia sp., Candida albicans, Trichopnyton rubrum

Bakteri
Bakteri yang hidup di perairan umumnya uniseluler, tidak memiliki klorofil, berkembangbiak dengan pembelahan sel secara transversal atau biner, sebagian besar (± 80%) berbentuk batang, Gram negatif, bergerak secara aktif. Secara umum hidupnya saprofitik pada sisa buangan hewan atau tanaman yang sudah mati, ada juga yang bersifat parasitik pada hewan, manusia dan tanaman yang dapat menyebabkan penyakit. Contoh bakteri yang banyak dijumpai di laut : Pseudomonas, Vibrio, Flavobacterium, Achromobacter dan Bacterium.

Alga Biru Hijau
Alga tidak memiliki akar, batang dan daun yang mempunyai fungsi seperti tumbuhan darat, wujud alga terdiri dari batang yang disebut thallus. Umumnya alga hidup secara bebas di air atau bersimbiose dengan jasad lain. Mempunyai bentuk uniseluler, filamen yang mengelilingi tubuhnya banyak diselimuti dengan lendir. Merupakan divisi Cyanophyta dengan beberapa kelas yaitu : Nostocales, Chroococcales, dan Stigonematales.

Fungi
Hidup tersebar luas. Berbentuk uniseluler, umumnya berbentuk filamen atau serat yang disebut miselia atau hifa. Contoh : Saprolegnia sp., Branchiomyces sanguinis, Icthyophonus hoferi

Mikroalgae
Contoh : Chlorella sp., Pyrodinium bahamense, Trichadesmium erythraeum, salah satu spesies dari Cyanobacterium, Noctiluca scintillans (satu spesies dari Dinoflagellata).

Virus
Bentuk virus bermacam-macam antara lain : bentuk batang pendek, batang panjang, bulat, bentuk polihedral. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri. Hanya memiliki satu jenis asam nukleat.
Contoh virus Coli-fag

Protozoa
Protozoa merupakan protista unisel, mikroskopis, berukuran yang bervariasi antara 10 - 500 mikron, hidup sebagai satu individu ada pula yang berkoloni. Protozoa terbagi menjadi 3 yaitu amoeba/pseudoodia, siliata dan flagelata. Contoh : Cryptocaryon irritans, Stylonycia sp. Entamoeba histolitika

1. Lingkungan Perairan Laut
Pada lingkungan perairan laut mikroorganisme terdapat di seluruh bagian laut dari permukaan air laut sampai dasar relung yang terdalam. Terdapat 8 habitat/ wilayah yang dihuni oleh mikroorganisme laut, yaitu :

1. Habitat permukaan laut disebut neuston/pleuston (mikrohabitat di perbatasan antara udara dan air yang kaya polisakarida-protein) Plankton : organisme yang pasif bergerak sebagian besar adalah organisme fotosintetik yang berdiam di wilayah fotik.

Berdasarkan komposisi penyusunnya plankton dapat dibedakan :
a. fitoplankton (plankton tumbuhan)
b. zooplankton (plankton hewan)/bakterioplankton (bakteri)
berdasarkan asal-usulnya plankton dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. autoplankton yaitu plankton yang berasal dari habitat tersebut
b. alloplankton yaitu plankton yang berasal dari luar habitat tersebut.
sedangkan berdasarkan ukurannya plankton dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. femtoplankton ( 0,02 - 0,2 µm);
b. pikoplankton (0,2 - 2,0 µm);
c. nanoplankton (2,0 - 20 µm); plankton yang lolos dari plankton-net no 25
d. mikroplankton (20 - 200 µm);
e. mesoplankton (0,2-20 mm); atau netplankton merupakan plankton yang dapat ditangkap dengan plankton-net no 25
f. makroplankton (20 - 200 mm); plankton yang dapat dilihat dengan mata telanjang
g. megaplankton (200 - 2000 mm).

2. Habitat epibiotik : permukaan benda mati yang dilekati oleh komunitas mikroorganisme
3. Habitat endobiotik : lingkungan dalam jaringan tubuh organisme yang lebih besar.
4. Habitat epipelagik : dari permukaan sampai kedalaman 100 m
Diantara lapisan epipelagik dan mesopelagik terdapat lapisan termoklin (lapisan yang selalu mengalami perubahan suhu yang cepat), terutama dijumpai di perairan dalam daerah iklim sedang.

5. Habitat mesopelagik : sampai kedalaman 2000 m
6. Habitat batipelagik
7. Habitat abisopelagik
8. Habitat bentik/dasar laut : daerah perbatasan antara air laut dengan sedimen.

Distribusi bakteri di laut dipengaruhi oleh antara lain gerakan air laut, jarak dari pantai, kedalaman, cahaya matahari, iklim dan organisme lain.

2. Lingkungan Perairan Tawar

Pada umumnya lingkungan perairan tawar lebih banyak mengandung nutrien jika dibandingkan dengan lingkungan perairan laut. Lingkungan perairan tawar dibagi menjadi 2 kategori yaitu :
1. habitat lentik contoh : danau, kolam
2. habitat lotik contoh : mata air, sungai
3. Lingkungan Perairan Payau

Merupakan daerah transisi antara perairan tawar dan laut.
Mikroorganisme yang hidup di perairan payau antara lain : Vibrio, Psedomonas, Bacillus, Chromobacterium, Cyanobacteria, anggota actinomycetes, algae, protozoa, dan virus.

Mikroorganisme tidak saja terdapat dan hidup di lingkungan, akan tetapi juga di tubuh manusia. Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari mikroorganisme, begitu manusia dilahirkan ia langsung berhubungan dengan mikroorganisme. Mikroorganisme yang secara alamiah terdapat di tubuh manusia disebut flora normal atau mikrobiota.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran flora normal pada tubuh manusia adalah :
1.nutrisi
2.kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan)
3.kondisi hidup
4.penerapan prinsip-prinsip kesehatan

Mikroflora pada tubuh berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :

1. Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous) yaitu mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada usia tertentu dan pada usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis ataupun jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora normal/tetap yang terdapat pada tubuh merupakan organisme komensal. Flora normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini akan mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-produk buangan tubuh manusia, dan tubuh memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari flora normal. Mikroorganisme ini umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk dari lingkungannya.
Contohnya : Streptococcus viridans, S. faecalis,Pityrosporum ovale,Candida albicans.

2. Mikroorganisme sementara (transient flora) yaitu mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen yang berada di kulit dan selaput lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu. Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika flora tetap berubah, maka flora normal akan melakukan kolonisasi, berbiak dan menimbulkan penyakit.

Flora normal pada manusia tidak tetap, selalu mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh :
1.nutrisi
2. usia
3.hormon
4.kesehatan umum

Flora normal pada tubuh manusia terdapat di :
1. kulit
Flora dapat hidup lama di kulit karena kulit mengeluarkan zat bakterisidal, contohnya kelenjar keringat akan mengeluarkan enzim lisozim, kelenjar lemak mengeksresikan lipid yang kompleks. Spesies yang biasanya ada di kulit antara lain : Staphylococcus epidermidis, S. aureus, Streptococcus viridans, Peptostreptococcus sp., sianobakteri aerobik, difteroid. Pada kelenjar lemak antara lain bakteri anaerob lipolitik misalnya Propionibacterium acnes yang menyebabkan timbulnya jerawat. Faktor-faktor yang menghilangkan flora normal sementara pada kulit adalah asam lemak pada sekresi sebasea, adanya lisozim, dan pH yang rendah. Flora normal tidak berubah secara signifikan oleh pencucian/ mandi/ keringat yang berlebihan, tetapi pemakaian tutup yang rapat pada kulit akan mengakibatkan populasi mikroorganisme secara keseluruhan akan meningkat dan mengakibatkan perubahan kualitatif flora normal.

2. saluran nafas :
- hidung
- nasofaring
Flora normal yang menghuni hidung dan nasofaring antara lain : Staphylococcus epidermidis, S. aureus, Branhamella catarrhalis, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis, Prevotella melaninogenica, Neisseria meningitidis.

3. saluran cerna :
- mulut
- orofaring
- perut
- usus kecil
- usus besar
Air liur mengandung air, asam amino, protein, lipid, karbohidrat dan senyawa anorganik. Air liur merupakan medium yang kaya kompleks yang dapat digunakan oleh mikroorganisme yang hidup di mulut sebagi sumber nutrien. Mikroorganisme yang menghuni orofaring (bagian belakang mulut) antara lain S. aureus dan S. epidermis dan streptococcus viridians (merupakan penghuni asli orofaring). Adanya flora normal dalam saluran cerna akan memberikan keuntungan bagi hospesnya :
1. menghambat pertumbuhan atau menimbulkan resistensi terhadap bakteri patogen
2. menghasilkan vitamin B kompleks dan vitamin
3. konversi pigmen empedu dan asam empedu
4. absorbsi zat makanan
Contohnya : B. fragilis, C. perfringens

4. saluran urogenitalis : saluran kemih
Pada saluran urogenitalis laki-laki dapat ditemukan bakteri : Staphyllococcus epidermis, Mycobacterium smegmatis, dan E. coli. Pada saluran urogenitalis perempuan ditemukan antara lain : E. coli, Enterobacter aerogenes, Staphyllococcus, Streptococcus, Veillonella, Mycobacterium smegmatis, Neiserria catarrhalis, N. sicca, dan Yeast.


Sumber Buku : MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN Karya Elizabeth Novi Kusumaningrum

Menambah Pengetahuan Tentang Parasitologi

Parasitologi adalah suatu ilmu cabang Biologi yang mempelajari tentang semua organisme parasit. Tetapi dengan adanya kemajuan ilmu, parasitologi kini terbatas mempelajari organisme parasit yang tergolong hewan parasit, meliputi: protozoa, helminthes, arthropoda dan insekta parasit, baik yang zoonosis ataupun anthroponosis. Cakupan parasitologi meliputi taksonomi, morfologi, siklus hidup masing-masing parasit, serta patologi dan epidemiologi penyakit yang ditimbulkannya. Organisme parasit adalah organisme yang hidupnya bersifat parasitis; yaitu hidup yang selalu merugikan organisme yang ditempatinya (hospes). Predator adalah organisme yang hidupnya juga bersifat merugikan organisme lain (yang dimangsa). Bedanya, kalau predator ukuran tubuhnya jauh lebih besar dari yang dimangsa, bersifat membunuh dan memakan sebagian besar tubuh mangsanya. Sedangkan parasit, selain ukurannya jauh lebih kecil dari hospesnya juga tidak menghendaki hospesnya mati, sebab kehidupan hospes sangat essensial dibutuhkan bagi parasit yang bersangkutan.

Tujuan Pengajaran Parasitologi
Menyadari akibat yang dapat ditimbulkan oleh gangguan parasit terhadap kesejahteraan manusia, maka perlu dilakukan usaha pencegahan dan pengendalian penyakitnya. Sehubungan dengan hal tersebut maka sangat diperlukan suatu pengetahuan tentang kehidupan organisme parasit yang bersangkutan selengkapnya. Tujuan pengajaran parasitologi, dalam hal ini di antaranya adalah mengajarkan tentang siklus hidup parasit serta aspek epidemiologi penyakit yang ditimbulkannya. Dengan mempelajari siklus hidup parasit, kita akan dapat mengetahui bilamana dan bagaimana kita dapat terinfeksi oleh parasit, serta bagaimana kemungkinan akibat yang dapat ditimbulkannya. Selanjutnya ditunjang oleh pengetahuan epidemiologi penyakit, kita akan dapat menentukan cara pencegahan dan pengendaliannya.

Istilah dalam Parasitologi dan Pembagian Hewan Parasit

1. Organisme (manusia atau hewan) yang ditempati oleh organisme lain (parasit) di mana organisme tersebut merugikan hospes (inang) yang ditumpanginya karena mengambil makanan disebut hospes.

2. Hospes yang dirugikan itu dapat digolongkan menjadi 4 macam yaitu hospes definitif, hospes perantara, hospes predileksi dan hospes reservoir. Hospes definitif yaitu hospes yang membantu hidup parasit dalam stadium dewasa/stadium seksual.

3. Berdasar lama waktu hidupnya parasit dibagi menjadi dua yaitu parasit temporer dan stasioner. Parasit temporer disebut juga parasit nonperiodis (nonberkala) yang mengunjungi hospesnya pada waktu-waktu berselang atau parasit tersebut tidak menetap pada tubuh hospesnya.

4. Pediculus humanus disebut sebagai ektoparasit karena hidup di kepala atau hidup pada permukaan luar hospesnya.

Hubungan antara Parasit dengan Inang
Derajat preferensi inang adalah produk adaptasi biologis dari parasit yang menyebabkan parasit tersebut secara alami mempunyai pilihan terhadap inang dan juga jaringan tubuh inang. Semakin tinggi derajat preferensi suatu parasit terhadap inang akan menyebabkan adanya spesifitas inang.

Kekebalan terhadap parasit, Modus dan Sumber Penulurannya
Di dalam tubuh terdapat suatu mekanisme yaitu mekanisme tanggap kebal yang akan mengenali dan segera memusnahkan setiap sel yang berbeda/asing dari sel normal tubuhnya sendiri. Seperti pada kekebalan terhadap bakteri, cendawan, dan virus, kekebalan dalam parasitologi terdiri dari kekebalan bawaan yang mungkin disebabkan spesifitas inang, karakteristik fisik inang, sifat biokimia yang khas dan kebiasaan inang serta kekebalan didapat. Kekebalan didapat dibedakan menjadi:

- Kekebalan secara pasif, contohnya ialah kekebalan anak yang didapat dari kolostrum ibunya.

- Kekebalan didapat secara aktif.

Reaksi kekebalan didapat secara aktif timbul setelah adanya rangsangan oleh antigen. Tergantung dari sifat antigen sehingga terjadi pembelahan limfosit-limfosit menjadi sel-T atau sel B. Sel T mempunyai reseptor khusus terhadap antigen tertentu, sedangkan sel B akan mengeluarkan antibodi yang dikenal sebagai imunoglobulin yang akan berikatan secara khas pula dengan antigen. Modus penularan ialah cara atau metode penularan penyakit yang biasanya terjadi. Pada umumnya, cara penularan penyakit parasit adalah secara kontak langsung, melalui mulut (food-borne parasitosis), melalui kulit, melalui plasenta, melalui alat kelamin dan melalui air susu. Sumber penularan bagi penyakit parasit, seperti halnya bagi penyakit menular lain terjadi dari inang yang satu ke inang yang lain. Penularan dapat juga dari sumber penyakit kepada inang baru. Adapun yang dapat berlaku sebagai sumber penularan penyakit parasit ialah organisme baik hewan maupun tumbuhan dan benda mati seperti tanah, air, makanan dan minuman.

Ekologi Parasit
Ekologi parasit adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara parasit dengan lingkungan habitatnya, terutama mengenai distribusi parasit dengan sumber makanannya dan interaksi jenis-jenis parasit dalam satu habitat. Parasit yang terdapat di dalam tubuh inang, mungkin terdapat di dalam sistem pencernaan, sistem sirkulasi, sistem respirasi atau alat-alat dalam tubuh seperti hati, ginjal, otak dan limpa. Biometeorologi adalah ilmu tentang atmosfer dan segala fenomena-fenomenanya/ilmu tentang cuaca yang berhubungan dengan data kehidupan. Faktor meteorologi yang berpengaruh pada kelangsungan hidup parasit adalah:

a. Data biometeorologi

b. Penguapan air

c. Kandungan air dalam tanah.

Pengaruh Faktor Cuaca terhadap Siklus Hidup Parasit
Pengaruh jumlah hujan dan temperatur terhadap kelangsungan hidup suatu jenis parasit berbeda, sebagai contoh Nematoda parasit membutuhkan lebih sedikit curah hujan dibandingkan dengan Trematoda. Trematoda membutuhkan jumlah air yang lebih banyak dibandingkan dengan Nematoda sebab untuk menetaskan miracidium diperlukan genangan air. Demikian juga pada telur cacing nematoda umumnya lebih tahan terhadap temperatur yang lebih tinggi daripada Trematoda dan Cestoda, tetapi sebagai larva infektif sebaliknya, yaitu larva Nematoda lebih tahan dingin daripada larva Trematoda dan Cestoda. Diduga bagian sinar matahari yang berpengaruh besar pada siklus hidup parasit adalah sinar ultraviolet. Dalam bereaksi terhadap tantangan dari faktor-faktor cuaca tersebut parasit bereaksi secara gabungan dan bukan bereaksi terhadap faktor itu satu demi satu.

Ruang Lingkup Parasitisme
Dalam mempelajari parasitologi diperlukan pengertian dan pendekatan ekologi serta memahami ekologi parasit yang merupakan dasar pembahasan berbagai masalah antara lain masuknya parasit ke dalam hospes, kepadatan parasit, inang dan sebagainya. Demikian juga untuk memahami penyebarannya perlu dipelajari mikro distribusi parasit. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan parasit antara lain air, temperatur, sinar matahari, waktu, flora dan fauna. Semua makhluk hidup itu bereaksi terhadap banyak faktor-faktor tersebut secara bersama-sama, tidak terhadap faktor satu demi satu. Selanjutnya dalam mencegah dan mengobati penyakit secara umum dengan tindakan praktis, khususnya dalam pencegahan serta pemberantasannya.

Penggolongan Zoonosis dan Aspek yang Mempengaruhinya
Zoonosis adalah penyakit atau penularan-penularan yang secara alamiah terjadi antara hewan dan manusia. Penggolongan zoonosis dapat didasarkan pada:

(1) tingkat derajat revervoirnya dalam sistem zoologi,

(2) siklus penularan dan prospek pengendaliannya,

(3) taksonomi parasit penyebabnya.

Hal-hal yang berpengaruh terhadap kasus zoonosis parasiter pada manusia adalah:

1. aspek sosial budaya atau ekonomi; di antaranya adalah jenis pekerjaan. Sebagai pemburu juga pekerja hutan, mereka lebih terbuka kemungkinannya untuk memperoleh zoonosis parasiter dari hewan buruan dan hewan liar di hutan sebagai reservoirnya. Berbeda dengan pekerja pengalengan susu, daging atau ikan yang secara langsung lebih terbuka terhadap penularan zoonosis parasiter dari jenis toksoplasmosis, hidatidosis dan larva migran.

2. Aspek ekologi; bertambahnya populasi atau dengan adanya transmigrasi, yang akan mengubah keadaan lingkungan. Perubahan ekologi, seperti adanya 2 ekosistem yang semula terpisah, kemudian bersatu dan dapat menjadi fokus baru bagi berbagai penyakit zoonosis; di antaranya schistosomiasis, trypanosomiasis, paragonimiasis dan sebagainya

3. Aspek iklim dan cuaca; sebagai contoh: negara Indonesia dengan iklim tropis, panas, tetapi curah hujan cukup sehingga kelembabannya cukup pula. Hal tersebut memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan berbagai jenis parasit selagi berada di luar tubuh hospesnya. Contoh: sporulasi ookista Toxoplasma gondii, pembentukan telur infektif berbagai cacing parasit usus, demikian pula bagi kelangsungan hidup berbagai vektor dan hospes perantara yang sangat dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Faktor-faktor yang mendukung siklus hidup zoonosis parasiter di daerah endemis, di antaranya: faktor bangsa, ethnis, agama, populasi geografis.

Protozoa Parasit Usus
Struktur tubuh protozoa tersusun dari unit-unit (komponen) fungsional yang disebut sebagai organel-organel bukan organ-organ sebab Protozoa adalah hewan bersel satu atau terdiri dari satu sel saja. Seluruh fungsi kehidupannya dilakukan oleh satu sel tersebut. Sedangkan “organ” terdiri dari banyak sel dan “organel-organel” adalah bagian sel yang mengalami diferensiasi yang disesuaikan dengan fungsinya. Pengelompokan Protozoa parasit dalam parasitologi dilakukan berdasarkan patologi anatomi hospesnya dengan urutan yang disesuaikan dengan taksonominya. Alasan pengelompokan tersebut, dimaksudkan untuk mempermudah dalam mempelajarinya.

Protozoa Parasit Rongga Tubuh
Protozoa atrial adalah protozoa yang berhabitat pada rongga tubuh seperti mulut, hidung, vagina, urethera. Dalam kelompok protozoa atrial yaitu Entomoeba gingivalis (Kelas Sarcodina) dan Trichomonas tenax dan T. vaginalis (Kelas Flagellata), hanya T. vaginalis yang patogen. E. gingivalis hanya diketahui bentuk trophozoit saja yang sangat mirip dengan E. histolytica. Spesies ini tinggal di dalam gingiva manusia bersifat apatogen sama halnya dengan T. tenax. T. vaginalis habitat pada vagina dan glandula prostata. Pada wanita menyebabkan vaginistis yaitu dapat mengeluarkan banyak sekret keputihan yang menyebabkan keputihan. Infeksi pada laki-laki dirasakan setelah adanya infeksi sekunder oleh bakteri dan mungkin menyebabkan uretritis dan prostata.

Protozoa Parasit pada Darah Manusia serta Vertebrata lainnya
Protozoa yang hidup parasit di dalam darah dan jaringan manusia mencakup berbagai jenis yaitu Trypanosoma spp, Leishmania spp, Plasmodium spp, dan Toxoplasma gondii. Parasit Trypanosoma cukup luas penyebarannya, sebagian tidak patogen, di dalam darah hewan mamalia, reptilia, amfibia, burung, ikan ada ada 3 spesies patogen pada manusia yaitu Trypanosoma gambiense, T. rhodesiense dan T. cruzi. Bentuk-bentuk perkembangan familia Trypanosomidae ini adalah Trypomastigot, Epimastigot, Promastigot, dan Amastigot. Bentuk-bentuk perkembangan ini ada yang lengkap dan ada pula yang tidak lengkap. Daur hidup Trypanosoma pada mamalia terjadi berganti-ganti di dalam inang vertebrata dan invertebrata. Penularan Trypanosoma dan dapat secara langsung dan dapat secara tidak langsung yaitu mengalami pertumbuhan siklik (mekanik) di dalam serangga pengisap darah sebelum menjadi infektif. Vektor bagi Trypanosoma gambiense dan T. rhodesiense adalah lalat tse-tse, sedangkan Trypanosoma cruzi adalah serangga reduvidae. Klasifikasi Trypanosoma didasarkan atas morfologi, cara penularan dan sifat patogen. Parasit Plasmodium penyebab malaria yang tersebar sangat luas dan banyak menimbulkan kematian pada manusia ada 4 spesies yaitu P. vivax, P. malariae, P. falciparum dan P. ovale, sedangkan spesies lainnya dapat menginfeksi burung, monyet, rodentia dan sebagainya. Pembasmiannya sangat tergantung pada penggunaan insektisida, pengobatan dan faktor-faktor sosio ekonomi yang cukup komplex. Untuk kelangsungan hidup parasit tersebut mempunyai fase schizogoni, fase gametogami, dan fase sporogoni. Patologinya menyebabkan pecahnya eritrosit, reaksi humoral kelemahan limpa, hati, ginjal dan gangguan peredaran darah. Gejala klinis ialah serangan demam yang intermitten dan pembesaran limpa. Pencegahan mencakup pengurangan sumber infeksi, pengendalian nyamuk malaria. Pengobatan meliputi penghancuran parasit praeritrositik, obat represif, obat penyembuh dan obat radikal untuk bentuk eksoeritrositik, gametositik dan gametastatik.

Protozoa Parasit Pada Jaringan
Protozoa parasit jaringan merupakan protozoa parasit yang hidup berparasit di dalam jaringan hospesnya. Protozoa parasit ini merupakan penyebab penyakit bagi manusia dan hewan khususnya dan berperan penting dalam dunia kesehatan pada umumnya. Protozoa yang bersifat parasit pada jaringan hospes ini meliputi 2 kelas yaitu kelas Flagellata dan Sporozoa. Pada kelas Flagellata berupa genus Leishmania sedangkan pada kelas Sporozoa berupa genus Toxoplasma. Dari genus Leishmania ini hanya terdapat 3 spesies penting terutama bagi kesehatan manusia yaitu dapat menyebabkan penyakit leishmaniasis. Adapun ketiga spesies tersebut adalah Leishmania donovani penyebab leishmaniasis visceral; Leishmania tropica penyebab leishmaniasis kulit dan Leishmania brazilliennis penyebab leishmaniasis muko kutis. Meskipun ketiga genus Leishmania ini merupakan protozoa parasit pada jaringan, tetapi di dalam daur (siklus) hidupnya masih tetap membutuhkan hospes perantara untuk kelangsungan hidupnya. Adapun sebagai hospes perantaranya adalah lalat Phlebotomus dan darah manusia. Di antara genus Toxoplasma hanya satu spesies saja yang mampu menginfeksi berbagai macam hospes yaitu spesies Toxoplasma gondii. T. gondii ini merupakan penyebab penyakit toxoplasmosis pada manusia. Di dalam daur hidupnya mempunyai tiga bentuk perkembangan yaitu bentuk zoite, kista dan ookista. Sebagai berikut infektifnya adalah sporozoit, kestozoit dan endozoit. Sedangkan cara infeksinya adalah bukan dengan melalui vektor, tetapi dengan berbagai cara yaitu per-os, transplantasi, transfusi ataupun dengan kista, trophozoit atau ookista selama melakukan penelitian di laboratorium. Peristiwa ini dapat mengakibatkan toxoplasmosis kongenital dan toxoplasmosis dapatan (perolehan). Penularan dari manusia ke manusia terjadi dengan melalui plasenta penyebab toxoplasmosis kongenital.

Trematoda Usus
Trematoda merupakan cacing pipih yang berbentuk seperti daun, dilengkapi dengan alat-alat ekskresi, alat pencernaan, alat reproduksi jantan dan betina yang menjadi satu (hermafrodit) kecuali pada Trematoda darah (Schistosoma). Mempunyai batil isap kepala di bagian anterior tubuh dan batil isap perut di bagian posterior tubuh. Dalam siklus hidupnya Trematoda pada umumnya memerlukan keong sebagai hospes perantara I dan hewan lain (Ikan, Crustacea , keong) ataupun tumbuh-tumbuhan air sebagai hospes perantara kedua. Manusia atau hewan Vertebrata dapat menjadi hospes definitifnya. Habitat Trematoda dalam tubuh hospes definitif bermacam-macam, ada yang di usus, hati, paru-paru, dan darah. Macam-macam spesies Trematoda usus adalah: F. buski, H. heterophyes, M. yokagawai, Echinostoma, Hypoderaeum dan Gastrodiscus. Manusia menjadi hospes definitifnya dan hewan-hewan lain seperti mamalia (anjing, kucing) dan burung dapat menjadi hospes reservoar. Siklus hidup selalu memerlukan keong sebagai hospes perantara I dan hospes perantara II (keong : Echinostoma, tumbuhan air F.buski; ikan H.heterophyes dan M.yokogawai). Patologi penyakit yang disebabkan oleh Trematoda usus disebabkan oleh perlekatan cacing pada mukosa usus dengan batil isapnya. Semakin besar ukuran cacing maka semakin parah kerusakan yang ditimbulkan. Gejala klinis tergantung jumlah parasit dalam usus, pada infeksi ringan gejala tidak nyata, sedangkan pada infeksi berat gejala yang timbul adalah sakit perut, diare, dan akibat terjadinya malabsorpsi bisa timbul edema. Diagnosis dilakukan dengan menemukan telur dalam tinja penderita. Bila bentuk telur hampir sama maka perlu menemukan cacing dewasanya dalam tinja penderita. Obat-obatan untuk trematoda usus hampir sama, yaitu tetrakloretilen, heksilresorsinol, dan praziquantel.

Cestoda Usus
Cestoda merupakan cacing berbentuk seperti pita memanjang. tubuh terdiri dari kepala (skolek), dan proglottid (segmen tubuh) yang terdiri dari: proglottid immature, mature, dan gravid. Proglottid gravid dapat digunakan untuk identifikasi spesies berdasarkan bentuknya dan bentuk uterus di dalamnya. Terdapat 2 golongan besar Cestoda, yaitu: 1. Pseudophyllidean yang mempunyai skolek berbentuk seperti sendok dengan dilengkapi 2 buah alat isap yang berbentuk celah memanjang yang disebut bothria, contoh spesies: Diphyllobothrium latum. 2. Cyclophyllidean yang mempunyai skolek dengan alat isap berbentuk seperti mangkuk yang disebut asetabulum, jumlahnya 4 buah. Diphyllobothrium latum merupakan pseudophyilidean. Cestoda yang hidup di usus manusia sebagai hospes definitifnya. Hospes reservoarnya adalah hewan/mamalia pemakan ikan. Memerlukan 2 buah hospes perantara dalam daur hidupnya yaitu: (1) Cyclops atau Diaptomus di mana larva cacing disebut proserkoid, dan (2) Ikan air tawar dengan larva cacing di dalamnya disebut pleroserkoid. Fam.Taeniidae yang termasuk Cyclophyllidean Cestoda mempunyai 3 spesies penting bagi kesehatan manusia maupun hewan, yaitu T.saginata, T.solium, dan E.granulossus. Bentuk telur antara ketiga cacing tersebut sukar dibedakan satu sama lain. Ketiganya mempunyai skolek yang dilengkapi dengan batil isap berbentuk mangkuk yang disebut asetabulum. Pada skolek T.solium dan E.granulossus dilengkapi dengan rostellum dan kait-kait . Sedangkan skolek T.saginata tidak ada rostrumnya. T.saginata dan T.solium merupakan cacing pita yang panjang sampai bermeter-meter ukurannya, sedangkan E.granulossus merupakan cacing pita yang terpendek, hanya mempunyai 3 buah proglottid saja. Manusia dapat terinfeksi T.saginata bila makan daging sapi yang mengandung kista yang disebut sistiserkus bovis, dan menderita taeniasis saginata (terdapat cacing dewasa dalam ususnya). Infeksi T.solium pada manusia dapat terjadi melalui 2 cara yaitu:

1. Bila menelan telurnya akan terjadi larva dalam jaringan tubuh manusia, disebut menderita sistiserkosis.

2. Bila makan daging babi yang mengandung larva sistiserkus selulose, manusia akan menderita taeniasis solium.

Diagnosis taeniasis saginata/solium dengan menemukan telur/proglottid gravid pada tinja penderita. Sedangkan sistiserkosis dapat diketahui dengan pemeriksaan serologis, CT-scan atau dengan pembedahan (tergantung letak kista dalam jaringan tubuh manusia). Infeksi E.granulossus pada manusia dapat terjadi bila menelan telurnya, manusia akan menderita hidatidosis (terjadinya kista hidatida dalam jaringan tubuh manusia). Tempat yang sering terjadi kista adalah hati (66%). Diagnosis dengan pemeriksaan serologis, sinar rontgen, dan pembedahan bila letaknya memungkinkan. Cacing pita yang kecil H.nana hospes definitifnya manusia, dan penularan dapat terjadi secara langsung bila manusia menelan telur cacing tersebut. H.nana var.fraterna dan H.diminuta yang hospes definitifnya tikus memerlukan hospes perantara, yaitu pinjal tikus, dan kumbang tepung. Hospes perantara bila menelan telur cacing tersebut akan menetas menjadi larva sistiserkoid. Bila manusia menelan hospes perantara yang mengandung sistiserkoid akan menderita hymenolepsis.

Cacing pita D.caninum merupakan cacing pita anjing /carnivora lainnya. Habitat dalam hospes adalah dalam usus halus. Manusia terinfeksi secara kebetulan/aksidental terutama terjadi pada anak-anak yang menelan pinjal anjing/kucing yang mengandung larva sistiserkoid. Akibat infeksi ini pada anak-anak tidak begitu nyata bila infeksinya ringan namun bila infeksi berat dapat terjadi gangguan pencernaan, diare, dan reaksi alergi. Pencegahan dengan meningkatkan kebersihan perorangan serta lingkungan dengan mengobati anjing dari pinjal yang menempel pada tubuhnya. Pengobatan dipylidiasis seperti pada infeksi cacing pita lainnya, yaitu dengan: niklosamid, praziquantel, atau kuinakrin

Nematoda Usus
Cacing tambang terdiri dari beberapa spesies, yang menginfeksi manusia adalah N.americanus dan A.duodenale, yang menginfeksi hewan (anjing/kucing) baik liar maupun domestik adalah A.ceylanicum meskipun cacing ini dilaporkan dapat menjadi dewasa dalam usus halus manusia dan tidak pernah menyebabkan creeping eruption, A.caninum dan A.braziliense yang tidak dapat menjadi dewasa dalam usus halus manusia dan menyebabkan creeping eruption pada manusia. Perbedaan morfologi antar spesies dapat dilihat dari bentuk rongga mulut, ada tidaknya gigi, dan bentuk bursa kopulatriks cacing jantan. Akibat utama yang ditimbulkan bila menginfeksi manusia atau hewan adalah anemia mikrositik hipokromik, karena cacing tambang menyebabkan perdarahan di usus akibat luka yang ditimbulkan juga cacing tambang mengisap darah hospes. Penyakit cacing tambang tersebar luas di daerah tropis, pencegahan tergantung pada sanitasi lingkungan, kebiasaan berdefikasi, dan memakai alas kaki. Strongyloides stercoralis merupakan cacing Nematoda usus yang hidup parasit pada manusia, namun dalam siklus hidupnya terdapat fase hidup bebas di tanah. Bentuk telurnya sulit dibedakan dengan telur cacing tambang. Manusia dapat terinfeksi melalui 3 cara: yaitu langsung, tak langsung, dan autoinfeksi. Cara pencegahan dan penyebaran cacing ini sama seperti cacing tambang. Obat yang efektif untuk strongyloidiasis adalah thiabendazol. Akibat utama yang ditimbulkan adalah peradangan pada usus, disentri terus-menerus dan rasa sakit pada perut bagian kanan atas. Diagnosis dengan menemukan larva dalam tinja atau dalam sputum penderita. Pada cacing Nematoda usus ada beberapa spesies yang menginfeksi manusia maupun hewan. Nematoda usus terbesar adalah A.lumbricoides yang bersama-sama dengan T.trichiura, serta cacing tambang sering menginfeksi manusia karena telur cacing tersebut semuanya mengalami pemasakan di tanah dan cara penularannya lewat tanah yang terkontaminasi sehingga cacing tersebut termasuk dalam golongan soil-transmitted helminths. A.lumbricoides, T.trichiura dan E.vermicularis mempunyai stadium infektif yaitu telur yang mengandung larva. Siklus hidup A.lumbricoides lebih rumit karena melewati siklus paru-paru, sedangkan T.trichiura dan E.vermicularis tidak. Gejala klinis penyakit cacing ini bila infeksi ringan tidak jelas, biasanya hanya tidak enak pada perut kadang-kadang mual. Infeksi askariasis yang berat dapat menyebabkan kurang gizi dan sering terjadi sumbatan pada usus. Trikhuriasis berat biasanya dapat terjadi anemia, sedangkan pada enterobiasis gejala yang khas adalah gatal-gatal di sekitar anus pada waktu malam hari saat cacing betina keluar dari usus untuk meletakkan telunya di daerah perianal. Diagnosis askariasis dan trikhuriasis dengan menemukan telur dalam tinja penderita, sedangkan untuk enterobiasis dapat ditegakkan dengan anal swab karena telur E. vermicularis tidak dikeluarkan bersama tinja penderita. Infeksi cacing usus ini tersebar luas di seluruh dunia baik daerah tropis maupun sub tropis. Anak-anak lebih sering terinfeksi dari pada orang dewasa karena kebiasaan main tanah dan kurang/belum dapat menjaga kebersihan sendiri. Semua infeksi cacing usus dapat dicegah dengan meningkatkan kebersihan lingkungan, pembuangan tinja atau sanitasi yang baik, mengerti cara-cara hidup sehat, tidak menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman dan mencuci bersih sayuran/buah yang akan di makan mentah. Obat cacing, seperti piperasin, mebendazole, tiabendazol, dan lain-lain dapat diberikan dengan hasil yang cukup memuaskan.

Trematoda dan Cstoda yang Hidup Parasit pada Darah/Jaringan Tubuh Manusia dan Hewan
Spesies trematoda hati yang dapat menginfeksi manusia adalah C. sinensis dan O. viverini, sedangkan O. felineus, F. hepatica dan F. gigantica lebih banyak menginfeksi hewan. Stadium infektil cacing hati adalah metaserkaria. Telur dari C. sinensis dan Opistorchis pada waktu dikeluarkan sudah mengandung mirasidium, ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan telur Fasciola yang besar dan tidak berembrio pada waktu dikeluarkan bersama tinja. Habitat cacing-cacing tersebut terutama adalah di saluran empedu, kecuali F. gigantica yang habitatnya di hati. Hospes perantara I cacing-cacing tersebut adalah keong, namun hospes perantara II C. sinensis dan Opistorchis adalah ikan air tawar dan hospes perantara II Fasciola adalah tumbuh-tumbuhan air. Patologis dan gejala klinis terutama karena peradangan yang disebabkan oleh hasil metabolisme cacing yang bersifat toksin. Gejala utama dalah demam, sakit daerah perut, pembesaran hati yang lunak, diare dan anemia. Diagnosis dengan menemukan telur dalam tinja penderita. Pencegahan dengan memasak ikan dan tumbuhan air yang akan dimakan. Pengobatan dengan bithionol. Paragonimus westermani merupakan trematoda yang menginfeksi paru-paru manusia dan hewan (mamalia). Stadium infektifnya adalah metasekaria yang mengkista dalam tubuh ketam atau udang (HP perantar II). Keong merupakan hospes perantara I nya. Patologi dan gejala klinis disebabkan oleh cacing dewasa dalam alveoli paru-paru dan mengeluarkan telur yang menyebabkan gejala batuk dengan bercak seperti serbuk besi dan sputum yang mengandung telur. Diagnosis dengan menemukan telur dalam sputum atau tinja penderita. Pencegahan dengan memasak dengan baik ketam atau udang yang akan dimakan. Trematoda darah pada manusia adalah Schistosoma japonicum, S. haematobium dan S. mansoni. Infeksi terjadi dengan cara serkaria menembus kulit hospes. hanya mempunyai 1 hospes perantara yaitu keong Oncomelania (S. japonicum); Biomphalaria (S. mansoni) dan Bulinus (S. mansoni). Berbagai hewan dapat terinfeksi oleh cacing ini dan menjadi hospes reservoarnya. Habitat S. japonicum dan S. mansoni adalah pada vena meseterika dan cabang-cabangnya, telur yang dikeluarkan oleh cacing dewasa dapat ditemukan dalam tinja penderita (untuk diagnosis). Sedangkan habitat S. haematobium adalah pada vena kandung kencing, sehingga untuk diagnosis dengan menemukan telur dalam urin penderita. Pencegahan dengan perbaikan irigasi, pemberantasan keong dan pengobatan dengan kalium ammoniumnitrat, nitridazole dan astiban.

Nematoda Darah/Jaringan Tubuh Manusia dan Hewan
Nematoda darah atau dikenal sebagai Nematoda filaria, menyebabkan penyakit kaki gajah atau elefantiasis/filariasis. Di Indonesia terdapat 3 spesies cacing ini yang dikenal juga sebagai cacing filaria limfatik, sebab habitat cacing dewasa adalah di dalam sistem limfe (saluran dan kelenjar limfe) manusia yang menjadi hospes definitifnya, maupun dalam sistem limfe hewan yang menjadi hospes reservoar (kera dan kucing hutan). Spesies cacing filaria yang ada di Indonesia adalah: Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Cacing filaria ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang menjadi vektomya. Filariasis bancrofti mempunyai 2 tipe, yaitu: 1.Tipe urban, atau terdapat di daerah perkotaan, vektornya nyamuk Culex quenquefasciatus/C. fatigans. 2.Tipe rural, vektornya nyamuk Anopheles atau nyamuk Aedes tergantung pada daerahnya. Periodisitasnya adalah periodik nokturna, di mana mikrofilaria banyak ditemukan dalam darah tepi penderita pada waktu malam hari. Filariasis malayi lebih banyak terjadi di daerah rural, vektornya adalah nyamuk Mansonia yang tempat perindukannya di rawa-rawa dekat hutan dan beberapa jenis dari nyamuk Anopheles dapat pula menjadi vektor penyakit ini. Perbedaan nyamuk yang menjadi vektornya tergantung pada daerah geografis. Periodisitas filariasis malayi adalah subperiodik nokturna, artinya mikrofilaria dapat ditemukan dalam darah tepi penderita pada waktu siang dan malam hari, meskipun jumlahnya lebih banyak pada malam hari. Bila mikrofilaria dalam darah tepi penderita masuk ke dalam tubuh nyamuk vektor pada waktu nyamuk rnengisap darah, maka akan berubah menjadi larva stadium I-III (L1-L2-L3). L3 bila nyamuk mengisap darah manusia akan terbawa masuk ke dalam tubuh dan menuju saluran limfe serta menjadi dewasa dalam kelenjar limfe. Gejala utama filariasis adalah: limfangitis, limfadenitis, limfedema, yang bisa terjadi berulang-ulang sampai akhimya bila sudah kronis (bertahun-tahun) akan terjadi elefantiasis. Pada infeksi W. bancrofti biasa menyerang ekstremitas bagian atas, alat genital, yang bisa menimbulkan hidrokel dan juga buah dada, namun juga bisa menyerang kaki. Filariasis malayi lebih banyak menyerang bagian kaki. Diagnosis dengan menemukan mikrofilaria dalam darah tepi penderita, tergantung periodisitasnya maka biasanya pemeriksaan dilakukan pada malam hari untuk menemukan mikrofilarianya. Lalu sediaan darah dicat dengan Giemsa, sehingga dapat dilihat perbedaan bentuk mf-nya untuk menentukan spesiesnya. Pengobatan filariasis sampai saat ini yang efektif adalah pemberian DEC (dietil karbamasin). Pencegahan terutama menjaga diri agar tidak digigit nyamuk, dengan memakai kelambu waktu tidur atau menggunakan repelen. Membasmi tempat perindukan nyamuk vektor, namun untuk yang habitatnya di rawa-rawa akan sulit dilakukan. Nematoda jaringan adalah beberapa spesies cacing Nematoda yang hospes yang definitifnya hewan, di mana cacing dewasa hidup dalam usus halus hewan tersebut. Bentuk larvanya yang menginfeksi jaringan tubuh manusia dan menimbulkan masalah penyakit. Tiga jenis cacing tersebut adalah: Trichinella spiralis yang hospes definitifnya adalah babi dan hewan lain (tikus, beruang, anjing liar dll), juga manusia. Habitat cacing dewasa dalam usus halus hospes. Manusia terinfeksi karena makan daging babi yang mengandung sista yang berisi larva di dalamnya. Daging tersebut bila dimakan tanpa dimasak dengan baik, maka larva akan menetas dalam usus dan menjadi dewasa. Cacing betina yang bersifat vivipar, menghasilkan larva yang akan menembus mukosa usus terbawa aliran darah sampai ke jaringan otot dan menyebabkan trikhinosis.
Sumber buku Parasitologi